- Wabup Selayar Terima 102 Mahasiswa KKN IAI Al-Amanah Jeneponto, Diharapkan Ikut Sukseskan Program GEMERLAP
- Sekda Buka Sosialisasi Hakordia, Kajari Selayar Dorong Penguatan Integritas Daerah
- Sekda Selayar Launching Tiga Inovasi Aksi Perubahan untuk Perkuat Pelayanan Publik dan Akses Ekonomi
- Pemkab Selayar Umumkan Layanan Eazy Passport oleh Imigrasi Makassar, Pelayanan Dimulai 4 Desember 2025
- Pemkab Selayar Raih Juara 2 Lomba Pajak dan Retribusi Akseleratif dari Bank Indonesia
- Kadis Kominfo Tekankan Pentingnya Pemerataan Akses Internet untuk Percepatan Transformasi Digital Selayar
- Pemkab Kepulauan Selayar dan BAKTI Komdigi RI Perkuat Pemerataan Akses Internet di Daerah Kepulauan
- Perbakin Selayar Mantapkan Dukungan untuk Program Gemerlap, Kapolres Serahkan Hadiah Lomba Tembak Hama Tupai
- Forkopimda Selayar Teken Deklarasi Tata Kelola Perikanan
- Gubernur Sulsel Tanam Pohon Kelapa di Kokolohe, Bupati Apresiasi Dukungan untuk Program GEMERLAP
Pemerintah dan Dewan Adat Selayar Sambut Kedatangan Kru Kapal Arka Kinari

KEPULAUAN SELAYAR - Jajaran Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar bersama para tokoh Dewan Adat menyambut kedatangan kru Kapal Arka Kinari di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Bupati Kepulauan Selayar, Jumat (2/10/2020).
Penyambutan ini dipimpin langsung oleh Pjs. Bupati Kepulauan Selayar Dr. H. Asriady Sulaiman, S.IP., M.Si, didampingi oleh Sekda Dr. Ir. H. Marjani Sultan, M. Si, bersama unsur Forkopimda mulai dari Ketua DPRD, Dandim, Kapolres, dan Kajari Selayar.
Sedangkan kru Kapal Arka Kinari dipimpin oleh Novaruth bersama Grey Filastine berkewarganegaraan Belanda sekaligus sebagai pemilik Kapal.
Baca Lainnya :
Penyambutan tersebut ditandai dengan pertukaran cinderamata oleh Bupati kepada kepada kru kapal dan sebaliknya.
Pjs. Bupati Kepulauan Selayar Asriady Sulaiman mengatakan, Selayar sebagai kota singgah sebaiknya jangan lagi kembali ke masa lalu yang hanya dijadikan simbol sebagai tanah untuk berdoa sebelum kembali melanjutkan perjalanan ke daerah tujuan.
"Selayar sebagai kota singgah sebaiknya diisi dengan berbagai ragam sesuatu yang menjadi ciri khas Selayar. Mungkin sebelumnya orang hanya singgah untuk mengisi bahan bakar atau membeli sembako. Kita berharap Selayar memiliki keunikan tersendiri yang mampu menjadi daya tarik bagi para tamu yang datang," Kata Asriady.
Meski demikian Pjs Bupati Kepulauan Selayar sedikit mengulas tentang sejarah singkat tentang Selayar di masa lampau. Disebutkan bahwa dalam kitab hukum pelayaran dan perdagangan Ammanagappa pada abad ke-17, Selayar disebut sebagai salah satu daerah tujuan niaga karena letaknya yang strategis sebagai tempat transit baik untuk pelayaran menuju ke timur maupun pelayaran menuju ke barat.
Sedangkan pada masa kolonial Belanda sekitar abad ke-19, Selayar merupakan daerah penghasil kelapa dimana kopra adalah komoditi ekspor yang utama dari Indonesia Timur hingga Selayar dijuluki sebagai Pulau Kelapa.
"Saya mengucapkan terima kasih karena telah singgah di daerah kami, semoga ini bukan yang terakhir kalinya, tapi dapat berlanjut di masa-masa yang akan datang," tutup Asriady Sulaiman.
Sedangkan pemilik kapal Novaruth yang berdarah Bugis Bone ini, menyebutkan bahwa kedatangannya di Selayar karena mengikuti mengikuti program jalur rempah yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal dilakukan sebagai upaya diplomasi budaya Indonesia dalam mengangkat kembali kejayaan nusantara di masa lalu.
Novaruth menyebut sudah satu tahun berlayar dari Routerdam sebelum sampai ke Indonesia. Memilih Indonesia karena dinilai masih kurang kesadaran akan keseimbangan lingkungan.
"Maka kami akan melakukan bakti dan akan menyiarkan tentang lingkungan. Namun sayangnya karena pandemi Covid-19 sehingga kami tidak bisa melakukan pertunjukan akan keseimbangan lingkungan," tuturnya.
Menurutnya, jalur rempah tidak akan mengkin terjadi jika dulunya tidak ada kapal yang menghubungkan satu daerah dengan daerah lain. Lalu kemudian jalur rempah ini tidak akan berkelanjutan jika keseimbangan lingkungan tidak terjaga.
"Keseimbangan lingkungan itu penting, agar Indonesia tetap produktif sebagai tempat pencarian rempah," terangnya
Untuk penyambutan kata Novaruth dinilai sangat hangat dibanding dengan penyambutan di daerah atau negara lain. Hal menjadi nilai plus bagi dia dan seluruh kru kapal. (Humas/Im)










.jpeg)