- Lomba Poster dan Penyuluhan HIV/AIDS Meriahkan Peringatan Hari AIDS Sedunia 2025 di Selayar
- Bupati Selayar Instruksikan Pemantauan Warga Terdampak Banjir dan Longsor di Sumatera
- Pemprov Sulsel-NTB Perkuat Sinergi Daerah, Bupati Natsir Ali Hadir dalam Penjajakan Kerja Sama
- Wabup Selayar Terima 102 Mahasiswa KKN IAI Al-Amanah Jeneponto, Diharapkan Ikut Sukseskan Program GEMERLAP
- Sekda Buka Sosialisasi Hakordia, Kajari Selayar Dorong Penguatan Integritas Daerah
- Sekda Selayar Launching Tiga Inovasi Aksi Perubahan untuk Perkuat Pelayanan Publik dan Akses Ekonomi
- Pemkab Selayar Umumkan Layanan Eazy Passport oleh Imigrasi Makassar, Pelayanan Dimulai 4 Desember 2025
- Pemkab Selayar Raih Juara 2 Lomba Pajak dan Retribusi Akseleratif dari Bank Indonesia
- Kadis Kominfo Tekankan Pentingnya Pemerataan Akses Internet untuk Percepatan Transformasi Digital Selayar
- Pemkab Kepulauan Selayar dan BAKTI Komdigi RI Perkuat Pemerataan Akses Internet di Daerah Kepulauan
Wabup Selayar Buka Diseminasi BI Sulsel Terkait pengembangan Model Bisnis Rumput Laut
.jpeg)
KEPULAUAN SELAYAR – Diseminasi oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) terkait hasil penelitian bersama (joint research) tentang pengembangan model bisnis rumput laut untuk mendorong nilai tambah komoditas ekspor utama, dibuka oleh Wakil Bupati Kepulauan Selayar Saiful Arif, di Ruang Pola Kantor Bupati, Rabu (14/6/2023) siang.
Diseminasi ini dihadiri oleh Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, M. Firdaus Muttaqin, bersama para narasumber peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Sementara peserta diseminasi, selain menghadirkan sejumlah kepala OPD terkait, juga menghadirkan sejumlah penyuluh pertanian, Bumdes, pembudidaya komoditas rumput laut, lembaga pendidikan, media massa, serta lembaga perbankan dan koperasi.
Baca Lainnya :
- Hari Kedua Bimtek PPID Hadirkan Pemateri dari Komisi Informasi Sulsel0
- Sekda Kepulauan Selayar Lepas Peserta Jalan Santai Kampanye Damai Nasional 0
- Kadis Kominfo-SP, Tauziyah Ramadan di Mesjid Ridho Ilahi Benteng0
- Briefing, Pjs Bupati Kepulauan Selayar Imbau Agar Opini WTP dapat Terus Dipertahankan0
- Alhamdulillah..! Jemaah Haji Kabupaten Kepulauan Selayar Tiba Dengan Selamat di Tanah Air0
Wakil Bupati Kepulauan Selayar Saiful Arif mengatakan, meskipun rumput laut memiliki nilai jual ekspor, namun pengembangan rumpu laut di Selayar memiliki tantangan tersendiri. Menurutnya, pembudidaya rumput laut di Selayar pada umumnya hanya sebatas pembibitan dan pemeliharaan kemudian dijual dalam bentuk rumput laut basah dan kering, sementara untuk pengolahan rumput laut basah sangat terbatas pemanfaatannya.
Dikemukakan jauhnya akses lokasi pemasaran hasil budidaya keluar Selayar, merupakan salah satu faktor terbatasnya kegiatan usaha berlanjut. Saiful Arif menegaskan bahwa hal tersebut bisa menjadi bahan diskusi dalam diseminasi tersebut untuk sebuah solusi yang harus ditempuh.
Kendati demikian praktek budidaya rumput laut di Selayar sudah dilakukan sejak Tahun 2004.
"Jauhnya jarak untuk memperoleh bibit yang berkualitas menjadi tantangan tersendiri bagi para pembudidaya rumput laut di Kabupaten Kepulauan Selayar. Belum lagi ditambah cuaca buruk, dan iklim yang tiba-tiba berubah sehingga menyebabkan tanaman rumput laut mengalami kerusakan hingga gagal panen. Ini adalah tantangan yang kami hadapi di Selayar," pungkasnya.
Sementara Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, M. Firdaus Muttaqin dalam materinya memaparkan kondisi perekonomian makro Sulsel dan Kabupaten Kepulauan Selayar.
Terkait dengan hasil kajian yang didiseminasikan, Firdaus mengatakan terdapat beberapa hal melatarbelakangi penyusunan kajian tersebut. Salah satunya, meskipun Sulawesi Selatan merupakan produsen terbesar rumput laut di Indonesia, namun daya saing rumput laut Sulawesi Selatan masih berada di bawah beberapa provinsi lainnya, seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Tengah. Dibandingkan provinsi-provinsi tersebut, produksi rumput laut Sulsel belum cukup menjadi unggulan diantara komoditas lainnya, meskipun sudah memasok ke wilayah lain bahkan ke luar negeri.
Lanjut Firdaus, sebelum 2017, produksi rumput laut di Kab. Kepulauan Selayar pernah berjaya, namun perubahan iklim, menurunnya kualitas lingkungan, serta motivasi pembudidaya yang menurun membuat berkurangnya produksi rumput laut.
"Pada tahun 2022 tercatat produksi rumput laut di 642 ton atau 0,02% dari produksi Sulsel," ungkapnya.
Dalam diskusi dan tanya jawab, beberapa rekomendasi pengembangan model bisnis rumput laut dipaparkan oleh narasumber peneliti BRIN antara lain, mendorong
penerapan model investasi rumput laut berbasis masyarakat sebagai usaha bersama dalam peningkatan produktivitas yang saat ini masih belum optimal.
Lebih lanjut, permasalahan terkait perubahan iklim, maupun kualitas lingkungan yang menurun dapat diatasi melalui pembuatan laboratorium penghasil varietas baru rumput laut yang tahan terhadap kondisi lingkungan di Selayar.
Para narasumber juga mengemukakan, dalam mendorong kembalinya keberminatan pembudidaya, tentunya kerja sama dengan koperasi dalam pembinaan maupun peningkatan aspek manajerial dapat menjadi salah satu solusi.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus memberikan support bagi pengembangan model bisnis rumput laut di Kabupaten Kepulauan Selayar, baik melalui fasilitasi korporatisasi petani dan kemitraan petani dengan perusahaan skala sedang dan besar serta kerjasama pelatihan pembudidaya. (Humas Diskominfo SP/Tim)










.jpeg)