- Memperingati Hari Bumi, Pemkab Selayar Gelar Aksi Tanam Pohon
- Saiful Arif Bangga, Selayar Mendapat Kehormatan Menjadi Ketua Panita PSBM XXIV
- Akhiri Kunker di Pulau Taka Bonerate, Bupati Basli Pesan Jangan Beri Senyuman Palsu
- Pemkab Selayar Pamerkan Produk Lokal Lewat Event PSBM XXIV Sulsel
- Camat Benteng Sigap, Bersama Tim Terpadu Keruk Drainase Penyebab Genangan Air Dalam Kota
- Halal Bihalal dengan Masyarakat Pasilambena, Bupati Basli Ali Akui Tidak Bisa Bekerja Sendiri
- Jajaran ASN Diskominfo SP Ikut Sosialisasi Program Sikamaseang BPJSTK
- Kunker di Pulau Bonerate, Bupati Basli Tegaskan Aparatur Pemerintah Harus Kompak
- Wabup Selayar Serahkan Santunan JKM, ASN Diminta Aktif Dalam Program Sikamaseang BPJSTK
- Upacara HKN Dalam Suasana Idul Fitri, Wabub Bahas Makna Ungkapan Minal Aidzin Wal Faidzin
Hadiri Peringatan Isra' Mi'raj di Manarai, Wabup Kisahkan Perjalanan Nabi Muhammad SAW
KEPULAUAN SELAYAR - Wakil Bupati Kepulauan Selayar H. Saiful Arif, S.H., menghadiri peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW yang digelar oleh warga Dusun Manari, Desa Bontoborusu Kecamatan Bontoharu, Kamis (11/3/2021) malam.
Peringatan Isra' Mi'raj tersebut berlangsung di Mesjid Nurul Yaqin, sekitar pukul 19.30 wita.
Wakil Bupati Kepulauan Selayar H. Saiful Arif yang sekaligus sebagai pembawa hikmah Isra' Mi'raj mengisahkan perjalanan Nabi Muhammad SAW pada saat peristiwa Isra' Mi'raj, dan peristiwa yang dialami oleh Nabi sesudah Isra' Mi'raj.
Pada kesempatan itu, Wabup juga membawakan materi yang berkaitan dengan nama-nama bulan berdasarkan kalender Islam sekaligus nomor urutnya dari Bulan Muharram sampai Dzuhijjah.
Saiful Arif mengatakan, meski masih menjadi perdebatan, namun peristiwa Isra' Mi'raj diyakini terjadi pada Bulan Rajab. Rasulullah Muhammad SAW diperjalankan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem, Palestina. Setelah itu, Nabi diperjalankan dari Masjidil Aqsa yang ada di bumi menuju langit ke tujuh, kemudian ke Sidratul Muntaha.
Peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW kata Saiful Arif merupakan sebuah peristiwa langka, yang ditempuh hanya kurang lebih sembilan jam, pasalnya Rasulullah SAW masih sempat shalat subuh di Masjidil Haram setelah kembali dari Sidratul Muntaha.
"Perjalanan Nabi Muhammad SAW saat peristiwa Isra' Mi'raj jangan diukur dari kemampuannya, karena pada peristiwa ini Nabi tidak berjalan sendiri, tetapi diperjalankan oleh Allah SWT," kata Saiful Arif.
Dijelaskan, pada saat Mi'raj ke Sidratul Muntaha, Nabi tidak lagi ditemani oleh malaikat Jibril. Disini menunjukkan bahwa manusia lebih tinggi kedudukannya dari malaikat di hadapan Allah SWT. Jibril tidak sanggup untuk sampai ke Sidratul Muntaha.
"Sekali lagi, tanpa didampingi oleh malaikat Jibril, atas kekuasaanNya, Allah SWT memperjalankan Rasulullah SAW sampai ke Sidratul Muntaha," jelasnya.
Rasulullah pun bertemu dengan Allah SWT dan diberikan perintah shalat olehNya sebanyak 50 rakaat. Kemudian Rasulullah melakukan negosiasi terkait jumlah rakaat, hingga akhirnya dari peristiwa Isra Miraj itu tercetuslah perintah shalat lima waktu yang diwajibkan bagi setiap umat Islam. (Diskominfo-SP/CX-One/Andi)